Oleh: m2b2008 | 27 Juni 2009

Final Test

1. Based on its level, company could be categorized as domestic, international, multinational, or global/transnational. In your opinion, is there any national company in Indonesia that is categorized as global/transnational company? If your answer is yes, in what way? please mention the name. If your answer is no, give some explanations.

2. Make a simple marketing strategy plan for a global company, starting from analysis of segmentation, targeting, and positioning, follow by its marketing mix strategy. Be sure you mentioned the company’s name and its core business. Please write the home country and two host countries, to differentiate its marketing strategy (Each host countries has different marketing strategy. Use table/chart/graph if it’s possible).

All students should submit the answers no late than Saturday, 27 June 2009, 11.59 pm (23:59).

Answers should not exceed 350 words.

All late responses/replies/answers will not be tolerate.

Good Luck!

Oleh: m2b2008 | 24 Juni 2009

Political – Legal Environment

Ekonomi dunia telah mengalami perubahan besar sejak perang dunia II. Mungkin perubahan yang paling besar dan mendasar adalah munculnya pasar global dalam merespon peluang baru, bersamaan dengan itu integrasi ekonomi dunia meningkat secara signifikan.integrasi ekonomu meningkat 10 persen di awal abad 20 menjadi kira-kira 50 persen.
Kegiatan pemasaran global dilaksanakan dalam lingkungan yang selalu berubah oleh bauran ekonomi, budaya, politik, dan tekanan social. Dalam meletakkan perspektif global kita harus menjawab satu hal: Bahkan dalam transaksi komersial yang mana semua pihak termasuk dalam masyarakat konteks rendah-sebagai contoh, Amerika Serikat-dan persyaratan perjaniian dituangkan dalam bentuk “hitam dan putih”, pemahaman yang berbeda atas masing-masing kewajiban setiap pihak seringkali terjadi.
Adanya perbedaan tujuan ekonomi politik serta perbedaan system nilai merupakan alasan pokok bagi terjadinya proteksionisme.Tindakan pemerintah atas nama kedaulatan terjadi dalam konteks dua kriteria yang penting; tahap perkembangan suatu negara serta system politik dan ekonomi yang diterapkan di negara tersebut.
Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 milyar. Fortune menamakan Enron “Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif” selama enam tahun berturut-turut.
Enron merupakan satu dari sederet kejahatan kerah putih melalui rekayasa pembukuan. Kasus tersebut tampaknya tidak semata-mata menyangkut soal manajemen keuangan perusahaan saja., tetapi lebih dari itu menyangkut aspek lain yang berkaitan dengan politik uang (money politics) dalam kegiatan bisnis dan jalannya pemerintahan. Bangkrutnya Enron merupakan skandal keuangan yang berakar pada politik. Di luar jalur resmi dan formal, koneksi dan pintu belakang menjadi akses politik yang kuat.
Enron sebagai perusahaan multinasional telah melanggar norma-norma bisnis yang telah berlaku khususnya di Amerika Serikat dan Umumnya di dunia global, yaitu dengan melakukan penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Hal ini berimbas pada keberlangsugan Enron Corporation sebagai perusahaan global dan terbesar ke 5 di Amerika serikat. Pelanggaran norma-norma bisnis yang dilakukan Enron Corporation membawa dampak negatif juga kedalam perkembangan Enron Corporation selanjutnya.

download teori
download kasus

Oleh: m2b2008 | 24 Juni 2009

Global Market Entry Strategy

by : Dian Daffid & Nia Widyanti
Pada tahun 1970-an, ekonomi Jepang mulai berkembang dengan pesat. Perusahaan-perusahaan Jepang, khusunya dalam bidang idustri ekonomi, melihat kawasan Asia Tenggara sebagai pangsa pasar untuk menyebarkan produk-produknya. Meskipun demikian, Indonesia menerapkan kebijakan subtitusi impor untuk melindungi basis industrinya yang masih muda. Perusahaan-perusahaan asing yang ingin masuk ke pasar Indonesia harus menempatkan partner lokal yang merancang operasi perakitan di Indonesia.
Ketika pulang dari tugas di Inggris, Sjamsul Nursalim memikul tanggung jawab dari ayahnya untuk menjalankan bisnis penjualan karet keluarga, pada tahun 1965 di Sumatera. Dia mengerti pentingnya kualitas pada pasar dunia, perusahaan tersebut telah mengekspor karet mentah ke Amerika Serikat dan Jepang tahun 1950-an. Pada tahun 1969, Sjamsul menggerakkan operasinya ke Jakarta dan bergabung dengan sebuah pabrik ban kecil NV Hock Thay Hin pada tahun 1951, yang merupakan perusahaan yang memproduksi ban domestik untuk ban becak dan sepeda. Lalu perusahaan mengubah namanya menjadi Gajah Tunggal tahun 1961, ketika Sjamsul mengambil alih perusahaan yang memproduksi merek ban becak yang popular di Indonesia tersebut.
Perekonomian pada masa orde baru tahun 1966, telah menggerakkan dan meluncurkan perubahan ekonomi di Indonesia, yang berarti akan lbih banyak lagi sepeda motor dan mobil. Sjamsul memutuskan bahwa masa depan gadjah tunggal terletak pada pembuatan ban kendaraan bermotor.
Sjamsul dan perusahaannya hanya mengetahui sedikit mengenai pembuatan ban kndaraan bermotor. Kekuatan dan standar kualitas untuk ban kendaraan bermotor adalah jauh lebih tinggi dibanding untuk ban becak.
Gajah Tunggal memiliki suatu yang bias ditawarkan pada perusahaan-perusahaan Jepang yang ingin menjual ban di Indonesia. Pada tahun 1970, Gadjah Tunggal mulai memproduksi ban kendaraan bermotor dibawah kesepakatan bantuan teknis dengan Inour Rubber Company (IRC), perusahaan ban sepeda motor terbesar di Jepang. Pada tahun 1972, IRC memberi kekuasaan pada Gajah Tunggal untuk memproduksi 118.500 ban sepeda motor pertahun. Kekuatan produksi meningkat menjadi 1,9 juta pada tahun 1978 yang mengharuskan gerakan ke sebuah perusahaan baru.
Pabrik yang baru menjadikan Sjamsul untuk mulai bergerak pada tujuan utamanya yaitu pembuatan ban mobil. Tetapi dia harus bergerak perlahan karena transisi pada pembuatan ban mobil akan sulit. Masuk pasar harus kuat karena goodyear dan bridgestone merupakan perusahaan ban dibawah lisensi dari B.F Goodrich, yaitu perusahaan ban utama di Amerika. Dealer dan konsumen sudah mengena goodyear dan bridgestone sebagai ban yang bagus untuk kendaraan mobil. Sedangkan nama gadjah tunggal terkenal sebagai ban becak.
Jepang menawarkan bantuan teknis pada tahun 1980 dengan persetujuan Yokohama Rubber Co. (YTC), produsen ban truk dan bus yang paling besar di Jepang. Pada tahun 1988, Gadjah Tunggal mendapatkan suatu segmen yang penting dari pasar ban Indonesia dengan reputasi bagus pada harga yang rendah.
Gajah Tunggal telah sukses menjual ban biasa yang harganya relatif rendah. Proses produksi Gadjah Tunggal di masa lalu adalah ketinggalan zaman, sehingga tidak menghasilkan ban radial berkualitas tinggi yang direkomondasikan unutk digunakan pada sedan baru.
Penjualan mobil jatuh tajam pada tahun 1992 karena mahalnya harga mobil sedan. Tingginya harga sedan sebagian besar karena tingginya impor dan pajak barang mewah. Sebagian lagi, kendaraan penumpang yang paling laris di Indonesia adalah Toyota dan Kijang, sebuah minibus tinggi chassis pada bawah truk yang ringan. Daihatsu, Suzuki, Mitsubishi dan isuzu menjual kendaraan serupa. Sistem suspense truk yang ringan tidak memerlukan ban radial berkulitas tinggi.
Pemerintah Indonesia mengumumkan rencana pada tahun 1993 untuk secara berangsur-angsur menderegulasi industri mobil pada jangka panjang dan tenaga ahli mngharapkan pnjualan sedan penumpang ditingkatkan.
Dengan bantuan teknis dari Yokohama Tire Company (YTC), Gajah Tunggal melengkapi instalasi permesinan terbaru untuk menghasilkan ban radial di dalam tahun 1993. Tujuannya adalah meningkatkan produksi sampai 900.000 ban radial pertahun, sekitar 33% dari total produksi

Download here

Oleh: m2b2008 | 24 Juni 2009

Global Pricing

by : Yudha Trisyah Putra & Deni Koswara

Industri penerbangan nasional dan internasional memasuki era baru yakni persaingan harga. Persaingan yang terjadi pada perang harga ini, sayangnya tidak terlalu diikuti dengan persaingan dalam hal layanan atau servis kepada penumpang, tak terbayangkan jika sekarang harga tiket pesawat sekarang nyaris tidak berbeda jauh dengan tiket Kereta Api jarak dekat.
Perang harga tiket itu terjadi pada hampir seluruh maskapai penerbangan. Dari sebanyak 16 perusahaan angkutan udara berjadwal yang tercatat di Direktorat Jendral Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan (Dephub).
Menurut Direktur Utama PT PAS, Soeratman, turunnya tarif mengakibatkan penumpang dari moda angkutan berbeda pindah ke moda transportasi udara yang menyebabkan lonjakan pesat pada jumlah penumpang pesawat. Jika ini terjadi, dalam waktu singkat akan terjadi kejenuhan pasar. Ia mengingatkan, perusahaan jangan langsung menangkap ini sebagai pemakluman untuk menambah pesawat baru. Oleh karena itu, pemerintah dan perusahaan penerbangan harus berhati-hati dan mempertimbangkan dengan baik penambahan kapasitas angkut jika tidak ingin menghadapi kejatuhan akibat pertambahan pasar yang kecil. Pertumbuhan normal pasar penerbangan sekitar 10 persen sesuai dengan pertumbuhan ekonomi nasional, jika pertumbuhan pasar penerbangan hingga 60 persen, itu berarti yang 50 persen merupakan pertumbuhan moda transportasi lain yang pindah ke penerbangan. Perang tarif penerbangan dewasa ini merupakan fenomena yang justru meningkatkan permintaan angkutan udara dan tidak bisa dihindari seiring dengan bermunculan perusahaan-perusahaan penerbangan. Karena itu, perusahaan penerbangan harus meningkatkan pelayanan untuk memberikan pilihan terbaik kepada penumpang.
Oleh karena itu strategi pemasaran sendiri dapat dibahas secara lebih rinci dikaitkan dengan berbagai unsur, seperti dalam kaitannya dengan kepuasan pelanggan, dengan pasar, dengan bauran pemasaran, dengan siklus, hidup produk, ataupun dengan pemasaran internasional. Tulisan ini akan membahas secara spesifik konteks strategi pemasaran dalam kaitannya dengan penetapan harga (pricing strategy Global), dengan menekankan pada salah satu model penetapan harga. Selama periode di mana pertumbuhan ekonomi dan pendapatan meningkat, faktor non-harga sempat menjadi kunci keberhasilan penjualan. Namun dalam tahun-tahun terakhir, seiring dengan perubahan makro ekonomi yang mengakibatkan inflasi, pertumbuhan penduduk yang semakin lambat, dan semakin maraknya kompetisi, maka faktor harga menjadi salah satu problem utama yang harus dihadapi para marketer.
Indonesia Air Asia merupakan salah satu maskapai penerbangan yang terus melakukan pengembangan serta penambahan armada untuk memenuhi antusiasme masyarakat terhadap hadirnya maskapai dengan konsep Low Cost Carrier (LCC) yang aman dan nyaman di Indonesia. Indonesia AirAsia menginginkan, baik tua-muda, balita-lansia, sehat maupun cacat merasakan terbang dengan nyaman dan aman menggunakan Boeing 737-300 Indonesia AirAsia yang berkursi empuk dan mewah serta lorong kabin yang ditebari karpet merah.

Download file : here

Oleh: m2b2008 | 6 Juni 2009

Segmentation & Positioning

by : Galih Kusumah & Arciana Damayanti

Mayoritas aktivitas bisnis sekarang ini berada dalam ruang lingkup pengaruh global. Teknologi, riset, investasi modal, produksi, pemasaran, distribusi, dan jaringan komunikasi memiliki dimensi-dimensi global didalamnya. Setiap bisnis harus siap untuk bersaing dalam ekonomi global dan lingkungan fisik yang semakin saling ketergantungan, dan semua pelaku bisnis harus sadar akan pengaruh tren-tren tersebut ketika mengelola sebuah perusahaan ekspor domestik atau sebuah konglomerat multinasional. Karena dihadapkan pada semakin meningkatnya kompetisi global terhadap perluasan pasar, perusahaan multinasional mulai mengganti strategi pemasaran dan mengubah struktur organisasi mereka. Tujuan mereka adalah meningkatkan daya saing dan menjamin pengambilan posisi yang tepat dalam usaha memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan di pasar global.

Baca Selengkapnya..

Oleh: m2b2008 | 5 Juni 2009

Communicating with the World Consumer

by : Nina Usdayani

Secara umum, setiap perusahaan mengalami berbagai macam perbedaan antar beroperasi dalam pasar domestik (home market) dengan pasar luar negeri atau pasar internasional. Sebagian besar perbedaan tersebut berkaitan dengan faktor ekonomi, budaya, hukum, teknologi dan persaingan. Apabila karakteristik kunci sebuah pasar domestik (seperti legilasi, media dan pesaing) dibandingkan dengan karakteristik pasar internasional diketahui, maka tingkat kompleksitas dan ketidakpastian dapat dievaluasi dengan jelas. Teknologi yang semakin maju memunculkan banyak media baru yang memungkinkan perkembangan komunikasi pemasaran seperti interactive television, Internet, E-commerce, interactive telephone, dan faxing. Hal ini menyebabkan perubahan segmentasi pasar, serta cara berkomunikasi dengan mereka. Jadi komunikasi perusahaan harus dirancang untuk membantu perkembangan perbuatan baik dan memberi informasi yang akurat dan tepat waktu, khususnya situasi krisis.

Kemudian faktor penggerak budaya lebih me Baca Selengkapnya..

Oleh: m2b2008 | 5 Juni 2009

Product Development

by : Arie Indra Gunawan & Uswarudin Uswa

Konsep produk dan merek harus memperlihatkan sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pasar. Perhatikan misalnya konsep kotler bahwa segala sesuatu yang bernilai yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.

Produk global berbeda dari merek global dalam satu hal penting: Tidak membawa nama dan citra yang sama dari satu negara ke negara lainnya. Namun seperti merek global, produk global dipandu oleh prinsip-prinsip strategis yang sama, pemosisian yang serupa dan bauran pemasaran yang bervariasi dari satu negara ke negara lainnya. Kapan saja perusahaan mendapati dirinya bersama produk-produk global, perusahaan itu menghadapi satu masalah: Haruskah produk global berubah menjadi merek global? Ini menuntut nama dan citra produk yang terstandarisasi.

Baca Selengkapnya..

Oleh: m2b2008 | 5 Juni 2009

Global Logistics & Distribution

by: Nur Winda & Ihwan Setiadi

Industri bahan bakar merupakan salah satu Industri yang paling menarik, karena di Indonesia sendiri perusahaan asing seperti Shell, Petronas, Gulf Oil harus bersaing ketat dengan BMUN PT Pertamina mengenai pendistribusian bahan bakar. Apabila Shell melakukan positioning dengan menetapkan harga premium yang lebih mahal dari produk sejenis, PT Pertamina bertahan di harga yang relatif lebih rendah, terutama karena PT Pertamina merupakan BUMN yang memiliki hak pendistribusian bahan bakar minyak berubsidi.

Baca Selengkapnya..

Oleh: m2b2008 | 26 Mei 2009

M2B – Global Marketing in brief

Global Marketing merupakan mata kuliah dari program Studi Magister Manajemen Bisnis Sekolah Pasca Sarjana UPI untuk konsentrasi Manajemen Pemasaran. Konsentrasi Manajemen Pemasaran terdiri dari 15 orang mahasiswa program studi Magister Manajemen Bisnis 2008. Terbagi menjadi delapan kelompok, mahasiswa M2B membangun blog ini dengan berdasar pada buku Global Marketing Management dari Kotabe dan Helsen (2007)

Secara garis besar gambaran dari Global Marketing Management yang dibahas dalam blog ini adalah sebagai berikut :

Kategori